Produksi mangga pada saat ini belum
mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya pasar luar negeri.
Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan produktivitas rendah tetapi
juga kualitasnya masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh penerapan
teknologi budidaya yang belum optimal.
Memperhatikan hal tersebut PT. NATURAL
NUSANTARA membantu peningkatan produksi secara kuantitas, kualitas dan
kelestarian (Aspek K-3). sehingga petani mampu bersaing di era pasar
bebas.
B. AGROEKOLOGI
Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir.
C. VARIETAS
Varietas yang bernilai jual tinggi antara
lain Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69,
Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.
D. PERSIAPAN LAHAN
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum
tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6 m x 8 m. Dua minggu
sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali ke dalam
lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Akan
lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).
E. PENANAMAN
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum
bibit ditanam kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas
leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar
tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan
selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
F. PEMUPUKAN
- Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 – 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 – 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~ SUPERNASA atau jika pupuk kandang sulit dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis :
- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
- Alternatif 2 : 1 botol SUPERNASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram per pohon.
- Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.
- Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 – 3 bulan sekali.
- Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember – Desember), akhir musim hujan (April – Mei) dosis sebagai berikut :
Umur (th) | PK (kg) | Dosis Pupuk Makro (KG/Pohon) | ||
ZA | TSP | KCl | ||
1 – 3 | 20 – 30 | 0.5 – 1 | 0.25-0.5 | 0.25-0.5 |
4 – 6 | 30 – 40 | 1 – 2 | 0.5 – 1 | 0.5 – 1 |
7 – 10 | 50 – 60 | 2 – 3 | 1 – 1.5 | 1 – 1.5 |
> 10 | 50 – 60 | 3 – 4 | 1.5 – 2 | 1.5 – 2 |
G. PEMANGKASAN Pangkas Bentuk (3 tahap) : Tahap I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang setinggi 50 – 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya menyebar.
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada
ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya
menyisakan 1 – 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang
dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut
akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1- 3 – 9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.
H. PANGKAS PRODUKSI
Pemangkasan ini untuk memelihara tanaman
dengan memotong cabang mati / kering, cabang yang tumbuh ke dalam dan ke
bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan
buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah panen.
I. PENDANGIRAN
Dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal
dan akhir musim hujan, dengan membalik tanah (pembumbunan) di sekitar
kaca tanaman agar patogen yang ada dalam tanah mati.
J. MULCHING (MULSA)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.
K. PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.
L. INDUKSI BUNGA
Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPERNASA
dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara
merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan
disemprot POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.
M. PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH
Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4
kali, pada saat bud break, bud elongation, mango size (kacang hijau) dan
marble size (jagung). Pupuk yang digunakan :
- Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter).
- POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).
- POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango size dan marble size.
Untuk meningkatkan pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah gunakan POWER NUTRITION
yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga
dan meningkatkan pembuahan. Cara aplikasinya adalah : Larutkan 3 sendok
makan POWER NUTRITION
ke dalam 10 liter air. Siramkan merata pada perakaran di sekitar batang
pada pagi atau sore hari. Agar peresapan nutrisi menjadi optimal bisa
ditambahkan AERO 810 dalam lautan POWER NUTRITION tadi.
HAMA DAN PENYAKIT.
a. Tip Borer, Clumetia transversa
Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda
(flush) dan malai bunga dengan mengebor/menggerek tunas atau malai
menuju ke bawah. Tunas daun atau malai bunga menjadi layu, kering
akibatnya rusak dan transportasi unsur hara terhenti kemudian mati.
Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar, pendangiran
untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.
b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )
Hama ini sering disebut thrips bergaris
merah karena pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah.
Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk dan
menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat tusukan bisa
menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti terbakar, warna coklat
dan menggelinting. Apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan
dibawahnya ditaruh alas dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips
yang jatuh. Pengendalian : tunas muda terserang dipotong lalu dibakar,
tangkap dengan perangkap warna kuning, pemangkasan teratur, penyemprotan
dengan BVR atau PESTONA.
c. Ulat Phylotroctis sp.
Warna sedikit coklat (beda dengan
Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering menggerek pangkal calon malai
bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan dewasa menyerang tangkai buah
muda (pentil). Buah muda gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah
bernanah kehitaman. Aktif pada malam hari. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Seed Borer, Noorda albizonalis
Hama ini menggerek buah pada bagian ujung
atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan sering
menyebabkan buah pecah. Ulat ini langsung menggerek biji buah akibatnya
buah busuk dan jatuh. Berbeda dengan Black Borer yang menggerek buah
pada bagian pangkal buah. Lubang gerekan dapat sebagai sumber penyakit.
Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu dibakar,
semprot dengan PESTONA.
e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.)
Serangan terjadi saat malai bunga stadia
bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan
dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan
pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah terjadi jika
didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini dapat mengundang tumbuh dan
berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty mold) dengan dikeluarkan
embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan phytotoxic pada tunas,
daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan, penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.
f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis )
Buah yang terserang mula-mula tampak
titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi
perkembangan larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan hama
sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan bakteri. Pengendalian :
pembungkusan buah, pemasangan perangkap lalat buah.
g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)
Terjadi bintik-bintik hitam pada flush,
daun, malai dan buah. Serangan menghebat jika terlalu lembab, banyak
awan, hujan waktu masa berbunga dan waktu malam hari timbul embun yang
banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal
karena bunga menjadi rontok. Pengendalian : pemangkasan, penanaman
jangan terlalu rapat, bagian tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.
h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis
Penyakit ini disebut juga Blendok, vektor
penyakit ini adalah kumbang Xyleborus affinis. Kumbang ini membuat
terowongan di batang/cabang kemudian dan cendawan Diplodia masuk ke
dalam terowongan. Di luar tempat kumbang menggerek akan keluar blendok
(getah). Penyakit mangga lainnya seperti embun jelaga (jamur Meliola
mangiferae), kudis/scab (Elsinoe mangiferae), bercak karat merah
(ganggang Cephaleuros sp.)
Catatan : Jika Pengendalian hama
dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan
pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak
mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810
dosis + 5 ml (0,5 tutup)per tangki. Penyemprotan herbisida (untuk
gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
N. PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan pada umur + 97 hari
setelah bunga mekar, buah berbedak, dan pada jam 09.00 – 16.00 WIB
dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 – 1 cm.
Saat ini PT. Natural Nusantara telah mengeluarkan 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar dan Supernasa Granule Modern.
Pupuk Organik Serbuk Greenstar dikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produk Serbuk Greenstar tersebut sudah terkandung unsur yang ada pada produk POC NASA dan HORMONIK. Dan pupuk organik Supernasa Granule Modern juga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !